5 Perang Paling Tragis PD2

5 Pertempuran paling Berdarah saat Perang Dunia II
  I Perang Dunia ke-II memang meninggalkan luka yang dalam untuk sejarah manusia. Jutaan jiwa menjadi korban atas perang ini hanya untuk kekuasaan. Beberapa negara seperti Jerman, Italia dan Jepang berlomba untuk menjadi yang paling kuasa atas dunia ini.Banyak yang menjadi korban tak berdosa.dan ini daftar dari 5 Pertempuran paling Berdarah saat Perang Dunia II

1.Pertempuran Okinawa











 Pertempuran OKINAWA adalah pertempuran di Kepulauan Ryukyu, Okinawa yang dicatat sebagai serangan amfibi terbesar dalam Perang Pasifik, Perang Dunia II.[4][5] Pertempuran berlangsung selama 82 hari, mulai awal April hingga pertengahan Juni 1945. Melalui kampanye panjang strategi loncat pulau, Sekutu sedikit demi sedikit mendekati kepulauan Jepang. Pulau Okinawa adalah satu-satunya pulau besar milik Jepang yang berada 340 mil (550 km) dari daratan utama Jepang. Okinawa direncanakan sebagai basis operasi udara untuk rencana invasi ke daratan utama Jepang yang diberi kode Operasi Downfall. Empat divisi dari Angkatan Darat ke-10 Amerika Serikat (Divisi 7, Divisi 27, Divisi 77, dan Divisi 96), serta dua Divisi Marinir (Divisi 1 dan Divisi 6) bertempur di darat, sementara Divisi Marinir 2 disiapkan sebagai cadangan amfibi dan tidak pernah didaratkan. Invasi ini didukung oleh angkatan laut, pasukan amfibi, dan angkatan udara taktis.
Dalam bahasa Inggris, pertempuran dikenal sebagai "Typhoon of Steel" (Topan Baja),[6] [7][8] Dalam bahasa Jepang, pertempuran ini disebut tetsu no ame (鉄の雨?, hujan besi) atau kou no kaze (鋼の風?, angin baja). Julukan-julukan tersebut menggambarkan betapa ganasnya pertempuran, intensitas serangan kamikaze dari pihak bertahan Jepang, serta pengerahan secara besar-besaran kapal-kapal dan kendaraan lapis baja Sekutu sewaktu menyerbu ke Okinawa. Pertempuran Okinawa menimbulkan korban terbesar dalam Medan Perang Pasifik Perang Dunia II. Jepang menderita kerugian lebih dari 100.000 tentara tewas, ditangkap, atau bunuh diri. Di lain pihak, 65.000 tentara Sekutu tewas atau luka. Selama pertempuran berlangsung, puluhan ribu warga sipil Okinawa tewas, terluka, atau bunuh diri. Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan Jepang menyerah hanya dalam beberapa minggu setelah berakhirnya Pertempuran


 

2.D-Day

Pendaratan Normandia, diberi nama sandi Operasi Neptunus, adalah operasi pendaratan dari Sekutu invasi Normandia , di Operasi Overlord , selama Perang Dunia II . Pendaratan dimulai pada Selasa, 6 Juni, 1944 (D-Day), mulai pukul 6:30. Dalam perencanaan, seperti untuk operasi Sekutu kebanyakan, istilah D-Day digunakan untuk hari pendaratan sebenarnya, yang tergantung pada persetujuan akhir.
Komandan militer tertinggi Pasukan sekutu saat itu, Jenderal Dwight Eisenhower. Dan komando Angkatan Darat (Grup AD ke-21) diambil alih oleh Jenderal Bernard Montgomery. Operasi, direncanakan oleh sebuah tim dibawah komando Letjen Frederick Morgan, yang merupakan invansi pasukan amfibi terbesar sepanjang sejarah, yang dilaksanakan oleh elemen-elemen AD, AU, dan Angkatan Udara. Lebih dari 160.000 Prajurit mendarat pada 6 Juni 1944, 73.000 Prajurit AS, 61.715 Prajurit Inggris dan 21.400 Prajurit Kanada tergabung dalam operasi militer gabungan pasukan sekutu. Angkatan Laut Sekutu dan Personel dari Merchant Navy di lebih dari 5000 kapal dilibatkan. Invansi itu sendiri membutuhkan transport pasukan dan material perang dari Inggris yang terdiri dari: Kapal perang dan Pesawat tempur, Pendaratan pasukan infanteri, Dukungan serangan udara, Pencegatan AL dari Inggris dan Dukungan serangan Angkatan Laut. Pendaratan bertempat di 50 mil (80km) dari pantai Normandy yang dibagi kedalam lima sektor; Utah, Omaha, Gold, Juno dan Sword.


  3.Pertempuran Stalingrad
 
Pada pertengahan 1942, Nazi menyerang kota dengan serangkaian serangan dari udara dan darat dengan menggunakan  lebih dari 150.000 tentara dan sekitar 500 tank. Para komandan Nazi berharapkan dapat menang dengan mudah, tetapi ternyata tentara Soviet tiada henti melakukan perlawanan yang kuat. Pada bulan November, Soviet meluncurkan serangan balik yang signifikan untuk menjaga para penjajah agar tetap di pantai. Walaupun Jerman sudah mendapatkan tambahan pasukan, mereka tetap terpojok hingga mulai kelelahan terhadap perang yang memakan waktu berbulan-bulan ini, dan mereka akhirnya menyerah pada Februari 1943. Dari pertempuran ini menambah semangat pasukan sekutu untuk balas menenyerang jerman. Meskipun Soviet menang, mereka juga menderita korban yang banyak. Korban dari pasukan Axis sekitar 800.000 korban jiwa, dibandingkan dengan 1 juta jiwa di sisi Soviet. Selain itu, sekitar 40.000 jiwa warga sipil tewas dalam perang tersebut
4.Pengepungan Leningrad 
Perang ini berlangsung dari September 1941 hingga Januari 1944. Perang ini tidak hanya dilakukan oleh para tentara saja, tetapi juga dilakukan siapa saja yang sanggup, baik pria, wanita dan anak-anak dipanggil untuk membantu membangun perlindungan sepanjang perbatasan kota yang akan menghalangi tank Nazi mendekat. Meskipun memakan waktu bertahun-tahun, tentara Soviet dan warga sipil mampu menahan pasukan Jerman dan mencegah kehancuran kota. Hal yang paling mengerikan dari perang ini adalah bahwa tentara Soviet kehilangan lebih dari 1 juta jiwa, tidak termasuk lebih dari 2 juta sakit atau terluka. Beberapa korban ini dikarenakan korban di pertempuran frontal, ada beberapa tewas dikarenakan penyakit, dan ada juga yang membekukan sampai mati atau kelaparan. Pasukan Nazi memblokade kota untuk mencegah agar orang Leningrad tidak dapat menerima pasokan dari luar. Jumlah korban dari pihak Jerman berkisar seratus ribuan jiwa.
 


 

  5.Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua

 

Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.

Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.

Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname