I Perang Dunia ke-II memang meninggalkan luka yang dalam untuk sejarah manusia. Jutaan jiwa menjadi korban atas perang ini hanya untuk kekuasaan. Beberapa negara seperti Jerman, Italia dan Jepang berlomba untuk menjadi yang paling kuasa atas dunia ini.Banyak yang menjadi korban tak berdosa.dan ini daftar dari 5 Pertempuran paling Berdarah saat Perang Dunia II
1.Pertempuran Okinawa
Dalam bahasa Inggris, pertempuran dikenal sebagai "Typhoon of Steel" (Topan Baja),[6] [7][8] Dalam bahasa Jepang, pertempuran ini disebut tetsu no ame (鉄の雨 , hujan besi) atau kou no kaze (鋼の風 , angin baja). Julukan-julukan tersebut menggambarkan betapa ganasnya pertempuran, intensitas serangan kamikaze dari pihak bertahan Jepang, serta pengerahan secara besar-besaran kapal-kapal dan kendaraan lapis baja Sekutu sewaktu menyerbu ke Okinawa. Pertempuran Okinawa menimbulkan korban terbesar dalam Medan Perang Pasifik Perang Dunia II. Jepang menderita kerugian lebih dari 100.000 tentara tewas, ditangkap, atau bunuh diri. Di lain pihak, 65.000 tentara Sekutu tewas atau luka. Selama pertempuran berlangsung, puluhan ribu warga sipil Okinawa tewas, terluka, atau bunuh diri. Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan Jepang menyerah hanya dalam beberapa minggu setelah berakhirnya Pertempuran
2.D-Day
Pendaratan Normandia, diberi nama sandi Operasi Neptunus, adalah operasi pendaratan dari Sekutu invasi Normandia , di Operasi Overlord , selama Perang Dunia II . Pendaratan dimulai pada Selasa, 6 Juni, 1944 (D-Day), mulai pukul 6:30. Dalam perencanaan, seperti untuk operasi Sekutu kebanyakan, istilah D-Day digunakan untuk hari pendaratan sebenarnya, yang tergantung pada persetujuan akhir.
3.Pertempuran Stalingrad
Pada pertengahan
1942, Nazi menyerang kota dengan serangkaian serangan dari udara dan
darat dengan menggunakan lebih dari 150.000 tentara dan sekitar 500
tank. Para komandan Nazi berharapkan dapat menang dengan mudah, tetapi
ternyata tentara Soviet tiada henti melakukan perlawanan yang kuat. Pada
bulan November, Soviet meluncurkan serangan balik yang signifikan untuk
menjaga para penjajah agar tetap di pantai. Walaupun Jerman sudah
mendapatkan tambahan pasukan, mereka tetap terpojok hingga mulai
kelelahan terhadap perang yang memakan waktu berbulan-bulan ini, dan
mereka akhirnya menyerah pada Februari 1943. Dari pertempuran ini
menambah semangat pasukan sekutu untuk balas menenyerang jerman.
Meskipun Soviet menang, mereka juga menderita korban yang banyak. Korban
dari pasukan Axis sekitar 800.000 korban jiwa, dibandingkan dengan 1
juta jiwa di sisi Soviet. Selain itu, sekitar 40.000 jiwa warga sipil
tewas dalam perang tersebut
4.Pengepungan Leningrad
Perang ini
berlangsung dari September 1941 hingga Januari 1944. Perang ini tidak
hanya dilakukan oleh para tentara saja, tetapi juga dilakukan siapa saja
yang sanggup, baik pria, wanita dan anak-anak dipanggil untuk membantu
membangun perlindungan sepanjang perbatasan kota yang akan menghalangi
tank Nazi mendekat. Meskipun memakan waktu bertahun-tahun, tentara
Soviet dan warga sipil mampu menahan pasukan Jerman dan mencegah
kehancuran kota. Hal yang paling mengerikan dari perang ini adalah bahwa
tentara Soviet kehilangan lebih dari 1 juta jiwa, tidak termasuk lebih
dari 2 juta sakit atau terluka. Beberapa korban ini dikarenakan korban
di pertempuran frontal, ada beberapa tewas dikarenakan penyakit, dan ada
juga yang membekukan sampai mati atau kelaparan. Pasukan Nazi
memblokade kota untuk mencegah agar orang Leningrad tidak dapat menerima
pasokan dari luar. Jumlah korban dari pihak Jerman berkisar seratus
ribuan jiwa.
5.Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November 1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar